31. Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan ...
Bill Clinton: Kalau Anda tahu ... prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia ... Mayor .. sini deh ... coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali. Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu). Mayor: (naik kapal dan
menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!! Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) ... coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali ... ! Sersan: (melihat ada hiu ... glek ... tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali .. dan dikejar hiu juga). Sersan: (menghadap sang perdana menteri)
GOD save the queen!!! Koizumi: Hebat kamu ... kembali ke tempat
... Anda lihat Pak Clinton ... Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda ... (tersenyum dengan hebat ...)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu ... (setelah dayang ...) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali ... ok?
Kopral: Hah ... Anda gila yah ...! Presiden nggak punya otak ... nyuruh berenang bersama hiu ... kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden ...)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak ... Cumi Cumi ... kira- kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! ... Hidup Indonesia ... !!!
32. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).” Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
33. Membuat Orang-Orang Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu. “Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat
kepada Gus Dur. “Saya presiden dan juga juru dakwah Pak...” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus
Dur protes. “Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak... Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur... sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa...”
34. Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?” Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”
35. Iklan GratisH
Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007. “Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur. “Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton. Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
36. Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan ‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut
angkat bicara. “Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur
37. Maju Aja Dituntun, Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. Akibat kejujurannya itu, kadang kala disertai humor “tingkat tinggi” yang membuat para pendengarnya tergelak. Salah satu contohnya kala Gus Dur
menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur. Tanpa basa-basi dia pun menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi mundur,” ujar Gus Dur
38. Presiden Wisatawan
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status
kepresidenan dari masa Pak Karno sampai dirinya. “Pak Karno itu presiden yang negarawan, Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur. Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri
39. Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?” Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan. “Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.” Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara- gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur. Ya, begitulah Gus Dur
40. Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karen acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan
Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu. Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh. Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”
41. Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia,T
Tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah. Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.” Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”. Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat
terus, apa sih yang kamu catat?”. Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat . “Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”. Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
42. Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri. Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri. Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?” “Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
43. Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh- tokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya. Permadi yang ditanya Gus Dur yang
mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur. “Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin. “Ya, agak berubah,” jawab Permadi. “Misalnya dalam hal apa?” “Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.” “Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut
Gus Dur. “Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin. “Ngelu (pusing).”
44. Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah. Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama. “Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur. “Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran. “Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama- agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.” “Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga. “Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.” “Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”
45. Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu pasien, seorang pria remaja berumur 13 tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka! kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?” “Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!” Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si anak remaja ini masuk ke kamar periksa tanpa mau diantar bapaknya setelah ia mengetahui kalau disuntik itu rasanya
seperti digigit semut. Lima menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien ini
terkejut mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang berjalan pincang dengan pahanya yang biru bengkak, dan mata sang dokter pun juga membengkak. “Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok,
jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada sang dokter. “Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika
anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia, dan ...” “Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut, ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya, lihat ini! bekas gigitannya!”
46. Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah. Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta. “Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan ...
Bill Clinton: Kalau Anda tahu ... prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia ... Mayor .. sini deh ... coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali. Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu). Mayor: (naik kapal dan
menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!! Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang Sersan datang) ... coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali ... ! Sersan: (melihat ada hiu ... glek ... tapi) for the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali .. dan dikejar hiu juga). Sersan: (menghadap sang perdana menteri)
GOD save the queen!!! Koizumi: Hebat kamu ... kembali ke tempat
... Anda lihat Pak Clinton ... Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda ... (tersenyum dengan hebat ...)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu ... (setelah dayang ...) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali ... ok?
Kopral: Hah ... Anda gila yah ...! Presiden nggak punya otak ... nyuruh berenang bersama hiu ... kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden ...)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak ... Cumi Cumi ... kira- kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! ... Hidup Indonesia ... !!!
32. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri).” Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
33. Membuat Orang-Orang Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu. “Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat
kepada Gus Dur. “Saya presiden dan juga juru dakwah Pak...” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus
Dur protes. “Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak... Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur... sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa...”
34. Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?” Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”
35. Iklan GratisH
Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007. “Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur. “Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton. Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
36. Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan ‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut
angkat bicara. “Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur
37. Maju Aja Dituntun, Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. Akibat kejujurannya itu, kadang kala disertai humor “tingkat tinggi” yang membuat para pendengarnya tergelak. Salah satu contohnya kala Gus Dur
menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur. Tanpa basa-basi dia pun menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi mundur,” ujar Gus Dur
38. Presiden Wisatawan
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status
kepresidenan dari masa Pak Karno sampai dirinya. “Pak Karno itu presiden yang negarawan, Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur. Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri
39. Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?” Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan. “Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.” Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara- gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur. Ya, begitulah Gus Dur
40. Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi karen acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan
Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu. Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh. Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”
41. Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia,T
Tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah. Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.” Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”. Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat
terus, apa sih yang kamu catat?”. Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat . “Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”. Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
42. Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri. Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri. Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?” “Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
43. Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh- tokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya. Permadi yang ditanya Gus Dur yang
mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur. “Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin. “Ya, agak berubah,” jawab Permadi. “Misalnya dalam hal apa?” “Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.” “Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut
Gus Dur. “Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin. “Ngelu (pusing).”
44. Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah. Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama. “Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur. “Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran. “Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama- agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.” “Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga. “Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.” “Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”
45. Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu pasien, seorang pria remaja berumur 13 tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka! kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?” “Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!” Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si anak remaja ini masuk ke kamar periksa tanpa mau diantar bapaknya setelah ia mengetahui kalau disuntik itu rasanya
seperti digigit semut. Lima menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien ini
terkejut mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang berjalan pincang dengan pahanya yang biru bengkak, dan mata sang dokter pun juga membengkak. “Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok,
jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada sang dokter. “Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika
anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia, dan ...” “Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut, ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya, lihat ini! bekas gigitannya!”
46. Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah. Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta. “Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.
Posting Komentar